PEMBAHASAN
A.
Gangguan Lambat Belajar (Slow
Learner)
Gangguan
lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar , sehingga ia
membutuhkan waktu yang lebih lama dibandinakan sekelompok siswa laen yang
memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
Ø Ciri-ciri
slow learner:
Pada umumnya anak yang lambat
belajar adalah anak yang memiliki kecenderungan di bawah rata-rata tapi tidak
sampai pada taraf imbisil atau idiot. Gejala- gejala anak yang lambat belajar
adalah
1. Perhatian dan konsentrasi singkat
2. Reaksi lambat
3. Kemampuannya terbatas untuk
mengerjakan hal yang abstrak dan menyimpulkan
4. Kemampuanny terbatas dalam
menilai bahan yang relevan
5. Gagal mengenal unsur dalam situasi
baru
6. Belajar lambat dan mudah lupa
Ø Faktor-faktor Penyebab Slow
Learner
Kelainan
tingkah laku anak yang tergolong dalam slow learner adalah menggambarkan adanya
sesuatu yang kurang pada pusat susunan syarafnya, kemungkinan ada suatu syaraf
yang tidak berfungsi lagi karena telah mati atau setidak-tidaknya telah menjadi
lemah. Keadaan itu biasanya terjadi ketika anak masih dalam kandungan ibunya atau pada waktu
dilahirkan, dapat pula terjadi karena adanya faktor-faktor dari dalam atau dari
luar. Apabila di tinjau dari segi waktu, maka terjadinya slow learner dapat di
klasifikasikan atas tiga masa
1. Masa sebelum di Lahirkan (Masa
Parental)
Masa sebelum di lahirkan disebut
masa parental, yaitu proses kelainan pada pusat susunan syaraf anak telah terjadi
semasa masih dalam kandungan perut ibunya. Hal ini mungkin terjadi akibat dari
infeksi penyakit dari ibu misal
a) Penyakit sipilis
b) Obat-obatan yang di makan si ibu
c) Kelainan pada kelenjar gondok
yang mengakibatkan pertumbuhan kurang wajar
2. Masa Kelahiran (Masa Natal)
Proses kelainan pusat susunan
syaraf pada anak yang waktu di lahirkan terjadi karena:
a) Bayi yang mengalami kelahiran
yang terlalu lama, hingga bayi menderita kekurangan zat asam, hal ini akan
mempengaruhi sel-sel syaraf otak
b) Akibat pendarahan pada otak yang
terjadi karena sulitnya proses kelahiran yang terpaksa di bantu dengan
mempergunakan alat
c) Bayi tidak dapat segera menangis
setelah lahir, yang mengkibatkan lambatnya bayi untuk memulai bernafas secara
efektif.
3. Masa Setelah di Lahirkan (Masa Postnatal)
Masa Postnatal adalah keadaan
anak setelah di lahirkan itu dalam keadaan normal, tapi karena adanya suatu hal
sehingga terjadilah kerusakan pada otak yang dapat terlihat atau nampak dalam
kemundurannya dari kecerdasan anak itu. Keadaan itu mungkin terjadi akibat
kecelakaan, penyakit akut, sehingga mengakibatkan pendarahan di otak atau
peradangan pada selaput otak.
Kesulitan
belajar yang di alami oleh anak SD :
·
Hyperactive/hiperaktif
Ciri anak ini tidak bisa duduk diam di
kelas. Anak ini terus bergerak. Kadang anak ini berlarian, meloncat, bahkan
berteriak-teriak. Anak ini sulit di kontrol untuk melakukan aktivitas secara
teratur dan tertib. Anak ini suka
mengganggu teman sekelasnya.
·
Distractibility
Child
Tipe anak ini cenderung cepat bosan, mudah mengalihkan
perhatiannya ke berbagai objek lain di kelas, mudah dipengaruhi, dan sulit
memusatkan perhatian pada kegiatan yang berlangsung di kelas.
·
Poor Self Concept
Ciri anak ini pendiam, sangat perasa/
sensitif, mudah tersinggung. Sikapnya pasif dan
cenderung tidak berani bertanya, karena
merasa diri tidak mampu, dan kurang bergaul,
·
Impulsive
Di kelas acapkali dijumpai anak yang cepat
bereaksi. Anak serupa ini langsung berbicara, tanpa menghiraukan pertanyaan
guru. Jawaban spontan, kurang mendukung kemampuan berfikir logis. Anak ini
berteriak pada saat menjawab, ingin menunjukkan diri sebagai anak pandai, namun
jawaban/ reaksinya mencerminkan ketidakmampuannya. Jawabannya tidak sesuai
dengan pertanyaan yang diajukan.
·
Distractive
Behavior
Wah, anak ini tipe perusak. Sikapnya
agresif ke arah negatif, suka membanting atau melempar. Anak ini termasuk anak
yang bermasalah (trouble maker). Sikap mudah tersinggung dengan temperamen yang
tinggi dan suka merusak.
·
Dependency
Ciri anak ini tidak dapat tinggal di kelas
tanpa ditemani oleh ibunya. Ketergantungan ini dapat disebabkan sikap ibu yang
sangat melindungi anak sehingga saat ke sekolahpun harus ditemani oleh ibu.
·
Withdrawl
Ciri anak ini adalah pemalu dan menganggap
dirinya bodoh, sehingga malu pergi ke sekolah. Harga diri yang rendah
disebabkan karena latarbelakang sosial ekonomi orang tua yang rendah.
·
Underachiever
Anak ini tidaklah termasuk anak “bodoh”
atau “tolol”. meskipun semangat belajarnya sangat rendah, sering melupakan PR,
dan hasil ulangannya selalu rendah. Anak ini potensi intelektualnya diatas
rata-rata. Guru diharapkan memberi perhatian yang serius kepada anak yang
berprestasi di bawah kemampuan ini
·
Overachiever
Karakteristik anak ini memiliki motivasi
belajar yang tinggi,
cepat merespon dan acapkali enggan
untuk menerima kritik. Sikapnya agak
sombong serta merespon dengan sangat cepat. Anak ini tidak dapat menerima kegagalan dirinya
·
Slow Learner
Anak ini acapkali malas, kalau ditanya
biasanya membutuhkan waktu lama untuk menjawabnya, sering lupa mengerjakan
tugasnya, kalaupun dikerja biasanya tidak tuntas, cara berpikirnya lamban.
·
Social
Interception
Sikap anak seperti ini “Cuek”. Ia kurang
peka terhadap lingkungannya, sulit membaca ekspresi guru dan teman-temannya,
kaku dalam bergaul dengan teman-temannya. Dengan demikian, anak ini sering
“dikucilkan” oleh teman-teman disekitarnya.
B.
Penyebab siswa Kurang Motifasi Belajar
Motivasi ada dua, yaitu motivasi
Intrinsik dan motivasi ektrinsik.
• Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
• Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.
• Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
• Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.
ada
faktor yang paling sering mengakibatkan “mati”-nya semangat belajar tersebut :
1. Siswa menanggap pelajaran tersebut tidak perlu (tidak berguna)
2. Penggaruh dari sifat staff penggajar
3. Kepenatan atas gaya / sistem belajar yg diterapkan
4. Fasilitas / prasarana pembelajaran yang kurang memadai
5. Suhu ruangan / Cuaca (hal ini kurang logis namun menurut saya tidak karena apabila udaranya sejuk / dingin siswa menjadi mengantuk)
1. Siswa menanggap pelajaran tersebut tidak perlu (tidak berguna)
2. Penggaruh dari sifat staff penggajar
3. Kepenatan atas gaya / sistem belajar yg diterapkan
4. Fasilitas / prasarana pembelajaran yang kurang memadai
5. Suhu ruangan / Cuaca (hal ini kurang logis namun menurut saya tidak karena apabila udaranya sejuk / dingin siswa menjadi mengantuk)
Dalam
permasalahan secara umum, kunci untuk membangkitkan movitivasi belajar siswa
terdapat pada staf penggajar.
Berdasarkan sudut pandang psikologis, motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Berdasarkan sudut pandang psikologis, motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Bagi
siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah
bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut
ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik.
Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru.
Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan.
Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya. Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi sang murid sehingga ia mau melakukan belajar.
Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru.
Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan.
Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya. Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi sang murid sehingga ia mau melakukan belajar.
Ada
beberapa strategi yang bisa digunakan oleh para staf pendidik untuk menumbuhkan
motivasi belajar
siswa, yaitu sebagai berikut:
1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
2.
Hadiah
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
3.
Saingan/kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4.
Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
5.
Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
6.
Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
7.
Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
8.
Menggunakan metode yang bervariasi (jangan terlalu monotone dalam mengajar)
9.
Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran
10.
Menggunakan gambar dalam proses menerangkan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
rasa jenuh siswa
11.
Menggunakan lelucon / bercanda. Sebagai bentuk “refreshing” dan untuk
mendapatkan perhatian siswa kembali
D.
Kesimpulan
Pada
dasarnya konsep kesulitan belajar memiliki ruang lingkup yang cukup luas dan
dapat di alami oleh seluruh anak, baik anak yang berkemampuan tinggi, sedang,
dan rendah. Dan di batasi pada tiga jenis kesulitan belajar yang umum di alami
oleh anak SD . dan masalah kurangnya motifasi belajar sangatlah kompleks, dalam
permasalahan secara umum, kunci untuk membangkitkan motifasi belajar siswa
terletak pada tenaga pendidik.
E.
Daftar Pustaka
Haniah.1993.diagnosis
kesulitan belajar
Mulyono,abdurrahman.
1996. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar:jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar