Blogger Widgets konseling! YES WE CAN!: GANGGUAN LAMBAT BELAJAR DAN KURANG MOTIVASI BELAJAR

Kamis, 18 September 2014

GANGGUAN LAMBAT BELAJAR DAN KURANG MOTIVASI BELAJAR




 
PEMBAHASAN
A.     Gangguan Lambat Belajar (Slow Learner)
Gangguan lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar , sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandinakan sekelompok siswa laen yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
Ø  Ciri-ciri slow learner:
Pada umumnya anak yang lambat belajar adalah anak yang memiliki kecenderungan di bawah rata-rata tapi tidak sampai pada taraf imbisil atau idiot. Gejala- gejala anak yang lambat belajar adalah
1.    Perhatian dan konsentrasi singkat
2.    Reaksi lambat
3.    Kemampuannya terbatas untuk mengerjakan hal yang abstrak dan menyimpulkan
4.    Kemampuanny terbatas dalam menilai bahan yang relevan
5.    Gagal mengenal unsur dalam situasi baru
6.    Belajar lambat dan mudah lupa
Ø  Faktor-faktor Penyebab Slow Learner
Kelainan tingkah laku anak yang tergolong dalam slow learner adalah menggambarkan adanya sesuatu yang kurang pada pusat susunan syarafnya, kemungkinan ada suatu syaraf yang tidak berfungsi lagi karena telah mati atau setidak-tidaknya telah menjadi lemah. Keadaan itu biasanya terjadi ketika anak masih dalam kandungan ibunya atau pada waktu dilahirkan, dapat pula terjadi karena adanya faktor-faktor dari dalam atau dari luar. Apabila di tinjau dari segi waktu, maka terjadinya slow learner dapat di klasifikasikan atas tiga masa
1.      Masa sebelum di Lahirkan (Masa Parental)
Masa sebelum di lahirkan disebut masa parental, yaitu proses kelainan pada pusat susunan syaraf anak telah terjadi semasa masih dalam kandungan perut ibunya. Hal ini mungkin terjadi akibat dari infeksi penyakit dari ibu misal
a)      Penyakit sipilis
b)      Obat-obatan yang di makan si ibu
c)      Kelainan pada kelenjar gondok yang mengakibatkan pertumbuhan kurang wajar
2.      Masa Kelahiran (Masa Natal)
Proses kelainan pusat susunan syaraf pada anak yang waktu di lahirkan terjadi karena:
a)      Bayi yang mengalami kelahiran yang terlalu lama, hingga bayi menderita kekurangan zat asam, hal ini akan mempengaruhi sel-sel syaraf otak
b)      Akibat pendarahan pada otak yang terjadi karena sulitnya proses kelahiran yang terpaksa di bantu dengan mempergunakan alat
c)      Bayi tidak dapat segera menangis setelah lahir, yang mengkibatkan lambatnya bayi untuk memulai bernafas secara efektif.
3.      Masa Setelah di Lahirkan (Masa Postnatal)
Masa Postnatal adalah keadaan anak setelah di lahirkan itu dalam keadaan normal, tapi karena adanya suatu hal sehingga terjadilah kerusakan pada otak yang dapat terlihat atau nampak dalam kemundurannya dari kecerdasan anak itu. Keadaan itu mungkin terjadi akibat kecelakaan, penyakit akut, sehingga mengakibatkan pendarahan di otak atau peradangan pada selaput otak.
Kesulitan belajar yang di alami oleh anak SD :
·         Hyperactive/hiperaktif
Ciri anak ini tidak bisa duduk diam di kelas. Anak ini terus bergerak. Kadang anak ini berlarian, meloncat, bahkan berteriak-teriak. Anak ini sulit di kontrol untuk melakukan aktivitas secara
teratur dan tertib. Anak ini suka mengganggu teman sekelasnya.
·         Distractibility Child
Tipe anak ini cenderung cepat bosan, mudah mengalihkan perhatiannya ke berbagai objek lain di kelas, mudah dipengaruhi, dan sulit memusatkan perhatian pada kegiatan yang berlangsung di kelas.
·         Poor Self Concept
Ciri anak ini pendiam, sangat perasa/ sensitif, mudah tersinggung. Sikapnya pasif dan
cenderung tidak berani bertanya, karena merasa diri tidak mampu, dan kurang bergaul,
·         Impulsive
Di kelas acapkali dijumpai anak yang cepat bereaksi. Anak serupa ini langsung berbicara, tanpa menghiraukan pertanyaan guru. Jawaban spontan, kurang mendukung kemampuan berfikir logis. Anak ini berteriak pada saat menjawab, ingin menunjukkan diri sebagai anak pandai, namun jawaban/ reaksinya mencerminkan ketidakmampuannya. Jawabannya tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.
·         Distractive Behavior
Wah, anak ini tipe perusak. Sikapnya agresif ke arah negatif, suka membanting atau melempar. Anak ini termasuk anak yang bermasalah (trouble maker). Sikap mudah tersinggung dengan temperamen yang tinggi dan suka merusak.
·         Dependency
Ciri anak ini tidak dapat tinggal di kelas tanpa ditemani oleh ibunya. Ketergantungan ini dapat disebabkan sikap ibu yang sangat melindungi anak sehingga saat ke sekolahpun harus ditemani oleh ibu.
·         Withdrawl
Ciri anak ini adalah pemalu dan menganggap dirinya bodoh, sehingga malu pergi ke sekolah. Harga diri yang rendah disebabkan karena latarbelakang sosial ekonomi orang tua yang rendah.
·         Underachiever
Anak ini tidaklah termasuk anak “bodoh” atau “tolol”. meskipun semangat belajarnya sangat rendah, sering melupakan PR, dan hasil ulangannya selalu rendah. Anak ini potensi intelektualnya diatas rata-rata. Guru diharapkan memberi perhatian yang serius kepada anak yang berprestasi di bawah kemampuan ini
·         Overachiever
Karakteristik anak ini memiliki motivasi belajar yang tinggi, cepat merespon dan acapkali enggan untuk menerima kritik. Sikapnya agak sombong serta merespon dengan sangat cepat. Anak ini tidak dapat menerima kegagalan dirinya
·         Slow Learner
Anak ini acapkali malas, kalau ditanya biasanya membutuhkan waktu lama untuk menjawabnya, sering lupa mengerjakan tugasnya, kalaupun dikerja biasanya tidak tuntas, cara berpikirnya lamban.
·         Social Interception
Sikap anak seperti ini “Cuek”. Ia kurang peka terhadap lingkungannya, sulit membaca ekspresi guru dan teman-temannya, kaku dalam bergaul dengan teman-temannya. Dengan demikian, anak ini sering “dikucilkan” oleh teman-teman disekitarnya.


B.      Penyebab siswa Kurang Motifasi Belajar

Motivasi ada dua, yaitu motivasi Intrinsik dan motivasi ektrinsik.
• Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
• Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.
ada faktor yang paling sering mengakibatkan “mati”-nya semangat belajar tersebut :
1. Siswa menanggap pelajaran t
ersebut tidak perlu (tidak berguna)
2. Penggaruh dari sifat staff penggajar
3. Kepenatan atas gaya / sistem belajar yg diterapkan
4. Fasilitas / prasarana pembelajaran yang kurang memadai
5. Suhu ruangan / Cuaca (hal ini kurang logis namun menurut saya tidak karena apabila udaranya sejuk / dingin siswa menjadi mengantuk)
Dalam permasalahan secara umum, kunci untuk membangkitkan movitivasi belajar siswa terdapat pada staf penggajar.
Berdasarkan sudut pandang psikologis, motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik.
Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru.
Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan.
Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya.
Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi sang murid sehingga ia mau melakukan belajar.
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh para staf pendidik untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, yaitu sebagai berikut:

1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
2. Hadiah
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
3. Saingan/kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4. Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
5. Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
7. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
8. Menggunakan metode yang bervariasi (jangan terlalu monotone dalam mengajar)
9. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran
10. Menggunakan gambar dalam proses menerangkan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi rasa jenuh siswa
11. Menggunakan lelucon / bercanda. Sebagai bentuk “refreshing” dan untuk mendapatkan perhatian siswa kembali








D. Kesimpulan
          Pada dasarnya konsep kesulitan belajar memiliki ruang lingkup yang cukup luas dan dapat di alami oleh seluruh anak, baik anak yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Dan di batasi pada tiga jenis kesulitan belajar yang umum di alami oleh anak SD . dan masalah kurangnya motifasi belajar sangatlah kompleks, dalam permasalahan secara umum, kunci untuk membangkitkan motifasi belajar siswa terletak pada tenaga pendidik.

E. Daftar Pustaka
Haniah.1993.diagnosis kesulitan belajar
Mulyono,abdurrahman. 1996. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar:jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar